Kotapinang, InfoLabusel - Sebanyak 53 kepala desa, 53 Ketua TP-PKK Desa, lima camat, lima Ketua TP-PKK Kecamatan se-Kabupaten Labusel, ditambah tim Badan PM-Pemdes Pemkab Labusel melakukan studi banding ke Desa Mengwi, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Kegiatan itu merupakan tindak lanjut dari pelatihan sistem keuangan desa yang baru-baru ini diikuti kepala desa.
Menurut Kepala Badan PM-Pemdes Pemkab Labusel, Arsan Nasution, tujuan studi banding ini adalah desa terbaik se-Indonesia dalam menata sistem keuangan dan tata kelola pemerintahan desa.
"Studi banding dilaksanakan selama dua hari. Mudah-mudahan dengan kegiatan ini para kepala desa semakin paham, setelah sebelumnya mengikuti pelatihan dari tim BPKP. Ini dilaksanakan dalam upaya meningkatkan kemampuan para aparatur desa se-Labusel," ucapnya.
Dikatakan, anggaran studi banding itu bukan dari APBDes, melainkan APBD 2016 Pemkab Labusel, yang merupakan program PM-Pemdes. Kegiatan ini menelan anggaran sebanyak Rp 350 juta.
"Mengingat studi banding ini sangat penting, saya berharap seluruh Kepala Desa serius, sehingga hasilnya dapat diterapkan di desa masing-masing," ucapnya.
Kepala Desa Perlabian Ilham Lubis, salah seorang peserta studi banding mengatakan, keberangkatan mereka tidak menggunakan APBDes. Di Desa Mengwi mereka akan belajar tata kelola sistem keuangan desa dan pemerintahan desa.
"Ini pertama kali saya mengikuti studi banding. Mudah-mudahan hasilnya dapat diimplementasikan di Desa Perlabian nanti," ucapnya.
Studi banding itu menuai kritikan banyak pihak. Salah satunya Ketua API Labusel Rustam Sitompul. Menurutnya, kegiatan itu hanya memboroskan anggaran, apalagi dari APBD 2016 Labusel ada defisit sampai Rp 43 miliar lebih yang terpaksa ditutupi dengan Sisa Lebih Penghitungan Anggaran (Silpa) APBD 2015.
"Kalau pun harus dilakukan tidak perlu bergerombolan seperti itu, karena jelas tidak efisien. Lebih baik dana studi banding tersebut digunakan untuk keperluan pembangunan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Lagi pula, kalau hanya mengenai pengelolaan keuangan, lebih baik melakukan pelatihan-pelatihan dengan mendatangkan nara sumber kredibel ke Kabupaten Labusel, dan pastinya lebih sedikit menelan biaya," jelasnya.
Post a Comment