tes tes Author
Title: Kelompok Muda Harus Siap Hadapi MEA 2015
Author: tes
Rating 5 of 5 Des:
Medan, InfoLabusel -  Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Drs H Marw...
Medan, InfoLabusel - Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Drs H Marwan Dasopang, menggugah kesadaran kelompok muda di Kabupaten Labuhan Batu, Labuhan Batu Utara (Labura), dan Labuhan Batu Selatan (Labusel) untuk menyiapkan diri menghadapi persaingan bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 yang sudah di ambang pintu.
Sebab, mulai 2016 komunitas masyarakat ASEAN akan menyatu. Dengan demikian baik arus barang (produk) maupun jasa (tenaga kerja) tidak ada lagi hambatan masuk-keluar. Mau tidak mau akan terjadi persaingan kualitas dan kuantitas.
"Karenanya, dalam reses saya baru-baru ini di Labuhan Batu, Labusel, dan Labura, saya menggugah kesiapan pemuda agar menyiapkan diri dalam menyahuti persaingan komunitas masyarakat ASEAN itu," ujar Marwan Dasopang kepada wartawan di Medan, Kamis (12/11).
Dalam reses yang berlangsung pada 7-15 Oktober lalu, Marwan antara lain mengundang ratusan masyarakat dari kelompok muda diantaranya organisasi kemasyarakatan pemuda (OKP) yang tergabung dalam Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) dan Karang Taruna. 
Dalam pertemuan di Gedung KNPI Labuhan Batu di Rantau Prapat dan Kota Pinang, Labusel, Marwan menekankan harus ada kesadaran bersama untuk meningkatkan kualitas barang, jasa, dan sumber daya manusia atau tenaga kerja dalam menghadapi MEA 2015.
Sebab, jika Indonesia terutama daerah tidak siap bersaing secara kualitas baik barang dan jasa serta tenaga kerja, maka kita akan menjadi penonton di negeri sendiri. Artinya, kita akan melihat arus tenaga kerja asing yang menyerbu Indonesia.
"Begitu juga halnya bila Indoneisa tidak bisa mengimbangi profesionalisme masyarakat ASEAN, maka tenaga kerja kita tidak akan laku di negara lain di kawasan ASEAN. Karenanya, kita menggugah kesadaran pemuda, agar tidak menjadi pecundang saat MEA diberlakukan nantinya," ujar Anggota Komisi IX yang membidangi masalah tenaga kerja dan transmigrasi, kependudukan serta kesehatan ini.
Ketua DPP PKB ini mengimbau pemerintah dan stakeholder agar fokus menangani dan menyiapkan tenaga-tenaga profesional. Sebab, tenaga kerja profesional sangat signifikan untuk menyejahterakan bangsa.
Dia mengungkap contoh, Labuhan Batu yang baru mampu mengirim 73 tenaga kerja ke luar negeri, setelah dihitung remitensi (uang yang dikirim kembali ke Indonesia) rata-rata Rp2 juta per bulan per orang, itu artinya mereka bisa menghasilkan Rp147 miliar per tahun. Kendati tidak terkumpulkan dengan bulat, tapi Rp147 miliar sudah mampu menyelesaikan setidaknya rumah tangga mereka.
"Coba kalau daerah mampu mengirim 500 tenaga kerja ke luar negeri, itu sudah mampu menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi daerah. Itulah pentingnya kalau kita menyasar pekerja yang dikirim ke luar negeri adalah para pekerja profesional," ucap anggota DPR daerah pemilihan Sumut 2 ini.
Dalam hitungan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), katanya, tenaga kerja profesional yang bekerja di luar negeri rata-rata bisa mengirim Rp5 juta per bulan. Dan inilah yang disebut pahlawan devisa.
"Yang kita kahawatirkan nanti, jika kita tidak siap menyongsong MEA, kita akan menjadi serbuan tenaga kerja profesional luar negeri, dan sebaliknya kita mengirim tenaga kerja yang tidak profesional ke luar negeri. Kalau ini yang terjadi tenaga kita akan tetap menjadi budak di luar negeri," ucap Marwan.
sumber: harianandalas.com

Tentang Penulis

Advertisement

Post a Comment

 
Top