InfoLabusel, Labura - Pihak luar masih berusaha untuk menjajah warga Indonesia, namun bukan secara teritorial seperti masa lalu. Namun, penjajahan saat ini melalui pengaruh narkoba dan terorisme.
Hal tersebut disampaikan Kapolres Labuhanbatu AKBP Teguh Yuswardhie SIK MH dihadapan tokoh masyarakat serta seratusan warga saat pelaksanaan safari Jumat di Mesjid Baiturrahman Jalan Pahlawan Kecamatan Kualuh Hilir, Kabupaten Labuhanbatu Utara, Jumat (8/5).
Dijelaskannya, saat ini ada tiga aspek yang menjadi atensi Kapolri yakni terorisme, narkoba dan kecelakaan lalulintas. Dimana, ketiga aspek ini merupakan tolak ukur terciptanya kamtibmas di satu wilayah.
“Masalah terorisme saat ini sudah berubah rotasinya, tidak lagi mengarah kepada pengaruh keamanan masyarakat. Sasarannya sudah mengarah kepada sistem pertahanan dan keamanan yakni TNI/Polri,” katanya.
Lebih jauh Teguh menegaskan, ada gerakan- gerakan radikal yang mencoba menghancurkan negara n
Indonesia dengan cara melemahkan sistem kemanan dan menggunakan pengaruh narkoba.
“Ini namanya perang yang tidak kelihatan, masuknya melalui pengaruh narkoba yang sengaja dimasukkan ke Indonesia, serta melemahkan sistem keamanan. Dimana, setelah itu masyarakat akan ditipu daya dengan menunjukkan bahwa aparat dianggap tidak sanggup mengamankan negara, ini salah satu yang saat ini dilakukan organisasi ISIS,” tegasnya.
Maka dari itu, Kapolres meminta kepada seluruh lapisan masyarakat Labuhanbatu Utara untuk menolak masuknya bibit terorisme tersebut yang diadopsi melalui narkoba.
“Kami bersama warga dan bergandengan tangan akan dapat mempersempit ruang gerak narkoba khususnya di wilayah ini. Untuk itu mari bahu membahu menjaga stabilitas keamanan,” kata Teguh mengajak.
Disisi lain, Teguh meyakinkan kepada warga bahwa saat ini terjadinya penurunan jiwa peka masyarakat dalam mengantisipasi datangnya permasalahan.
“Jiwa peka masyarakat semakin mengendur, banyak warga yang saat ini membiarkan tindakan- tindakan yang diduga akan mengarah kepada tindak kejahatan. Artinya saat ini warga sudah tidak mau menegur tetangga yang dinilai melakukan perbuatan menyimpang,” katanya.
Sementara Camat Kualuh Hilir Abdul Fatah menjelaskan, Kecamatannya berdekatan dengan pesisir pantai yang menjadi wilayah perbatasan dengan Malaysia itu terdiri lebih kurang 32.991 jiwa dengan luas wilayah 38.800 Ha.
Transpostasi yang digunakan warga didominasi transportasi air. “Kami sangat mengharapkan di kecamatan ini dapat didirikan pos polisi sebagai konsep menjaga kamtibmas warga yang mayoritas melakukan aktifitas di laut yang berbatasan dengan negara tetangga,” katanya.
sumber: metrosiantar.com
Post a Comment