tes tes Author
Title: Penggunaan Produk Lokal di DIY Perlu Ditiru Pemkab Labuhanbatu
Author: tes
Rating 5 of 5 Des:
InfoLabusel, Rantauprapat - Ketua Komisi B, DPRD Labuhanbatu Burhanuddin Harahap mengatakan, isme kedaerahan dengan penggunaan b...

InfoLabusel, Rantauprapat - Ketua Komisi B, DPRD Labuhanbatu Burhanuddin Harahap mengatakan, isme kedaerahan dengan penggunaan bahan lokal maupun produksi lokal seperti di Pemprov DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) untuk meningkatkan taraf pendapatan ekonomi masyarakat perlu ditiru dan didukung diterapkan di tengah masyarakat Labuhanbatu oleh Pemkab Labuhanbatu.


Hal itu dikatakannya saat kunker (kunjungan kerja) DPRD Labuhanbatu ke kantor Kadis Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Pemprov. DIY, Senin - Rabu (11-13/5).


“Kita salut dengan penerapan Pemprov daerah istimewa Yogyakarta bagi masyarakatnya dengan menggunakan fasilitas produk lokal sehingga hasil karya tangan warganya sangat berharga dijual dan pendapatan masyarakatnya pun tinggi. Hal ini bisa juga ditiru oleh Pemkab Labuhanbatu, dan bagaimana teknisnya bisa diatur dalam perda dan sosialisasi kepada masyarakat”, kata Burhanuddin.


“Seperti di Labuhanbatu hasil kerajinan tangan masyarakat selama ini seperti berbagai jenis keripik , nenas Labuhanbilik, sapu lidi dari pelepah kelapa sawit dan lainnya, perlu diterapkan oleh Pemkab Labuhanbatu seperti di Yogyakarta bisa dilibatkan Dinas Perdagangan dan Perindustrian”, katanya.


“Bagaimana nanti aturan dan perdanya akan diatur oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemkab Labuhanbatu dan mungkin awalnya akan sulit namun lama-kelamaan akan terealisasi nantinya. Suntikan dana juga harus didukung oleh Dinas Koperasi dan UKM sehingga tingkat perekonomian masyarakat akan semakin meningkat”, kata Ketua Komisi B itu.


Sementara itu Kabid Perdagangan Dinas Perindustrian,Perdagangan, Koperasi/UKM DIY, Ir Sutoni memaparkan, masyarakat Yogyakarta dipacu untuk berkreasi dan memproduksi kerajinan tangan sehari-hari untuk dipasarkan di daerahnya itu sendiri maupun ke luar negeri.


“Jadi penggunaan produk lokal di Yogyakarta lebih dari 70 % sehingga dapat menyerap tenaga kerja lebih dari 70 %. Untuk nilai ekspor Pemprov DIY lebih dari 1 juta US Dolar karena pasar ekspor kita sudah lebih 90 %. Hal ini tidak mudah diterapkan karena banyak tantangan”, kata Sutoni.


“Industri kreatif masyarakat Yogyakarta sangat mendominasi di pasaran saat ini. Maaf bagi kami, toko modern itu kami tolak artinya tak akan diberi ruang geraknya. Kecuali yang sudah berdiri sebelum-sebelumnya. Adapun toko modern itu pun harus diberi nama Tomira (toko milik rakyat)”, kata Sutoni.


“Coba kita lihat, di Yogyakarta ini tidak ada bangunan gedung tinggi untuk pasar modern semua berjejer ribuan toko tradisional maupun Tomira. Begitu juga 4 kabupaten lagi yang ada wilayah provinsi DIY seperti : Kabupaten Sleman, Kab Bantul, Kab Kulon Progo dan Kab Gunung Kidul”, katanya.


“Produk unggulan di daerah kita adalah kerajinan perak, gudeg, wisata budaya dan bakpia serta sapi perah. Produk unggulan ini sudah ada jaringan ekspornya ke 3 negara selain ekspor ke provinsi lain di Indonesia”, katanya.

sumber: hariansib.co

Tentang Penulis

Advertisement

Post a Comment

 
Top