InfoLabusel, Rantauprapat - Sejumlah peserta yang mengikuti ujian seleksi tertulis dalam rekrutmen Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) oleh KPU Labuhanbatu, menuding telah terjadi kebocoran soal. Ujian tersebut diselenggarakan KPU Labuhanbatu, Sabtu (9/5) lalu.
Tudingan itu muncul setelah beberapa peserta terlihat membawa kalkulator, dan ternyata terdapat soal hitungan dalam ujian tertulis itu. Sehingga para peserta lain menaruh kecurigaan.
Protes itu dilayangkan empat orang peserta, yakni M Edry Yusuf peserta ujian nomor 56, Syahdan Saibani Rambe peserta ujian nomor 110, Fadli Amri peserta ujian nomor 111 dan Mangara Parulian Sitorus peserta ujian nomor 112, yang merasa tidak puas dengan hasil seleksi PPK oleh KPU Labuhanbatu. Keempat peserta ini melayangkan surat keberatan tertanggal 14 Mei 2015 yang ditujukan kepada Ketua KPU Labuhanbatu
untuk meminta penjelasan terkait hal itu.
“Kami menduga KPU Kabupaten Labuhanbatu berpihak kepada beberapa peserta, hal ini terukti dengan adanya peserta ujian yang membawa kalkulator pada saat ujian berlangsung, kondisi ini diduga adanya kebocoran soal ujian tersebut dan unsur KKN,” kata M Edry Yusuf diamini Fadli Amri, Syahdan Saibani dan Mangara Parulian, Kamis (14/5) kepada media ini.
Menurut keempat peserta ini, ada beberapa poin yang menjadi inti dari keberatan mereka. Diantaranya, tidak diberikanya informasi terkait tahapan seleksi administrasi, ujian tertulis dan wawancara. Kemudian, adanya ujian logika didalam ujian tertulis yang memiliki bobot penilaian 60 persen.
Selain itu, adanya dugaan tidak transparanya proses seleksi dan tidak ditandatanganinya pengumuman KPU Nomor : 3751/KPU-Kab-002.43781/V/2015 tentang penetapan peringkat sepuluh besar hasil ujian tertulis calon anggota PPK se Labuhanbatu pada pemilihan calon Bupati dan Wakil Bupati Labuhanbatu tahun 2015, tanggal 12 Mei 2015 lalu, “kami meminta penjelasan secara tertulis terkait persoalan ini,” imbuh Fadli.
Sementara Ketua KPU Labuhanbatu Hj Ira Wirtati MPd ketika dikonfirmasi terkait protes yang dilayangkan oleh para peserta, terkait tudingan kecurangan tersebut, mengatakan, sampai saat ini, pihaknya belum menerima surat protes itu. Ira juga membantah adanya dugaan kebocoran soal dalam proses seleksi ini. Sebab peserta yang ikut dalam ujian tertulis menerima soal yang berbeda – beda. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya kecurangan dan saling mencontek antara sesama peserta.
Bahkan untuk antisipasi lainya, pihaknya juga sangat berhati-hati dalam menggandakan soal ujian, dengan hanya melakukan penggandaan oleh Komisioner KPU tanpa melibatkan pihak Sekretariat. Sehingga, kemungkinan kebocoran tersebut dapat diatasi, “saya bisa menjamin tidak ada kebocoran sebab prosesnya dilaksanakan dengan ketat,” jelas Ira Wirtati.
Sementara itu kata dia, jika ada peserta yang membawa kalkulator dalam ujian, pihaknya tidak pernah mengumumkan hal tersebut, “kalau ada peserta yang membawa kalkulator mungkin mereka sudah mempersiapkan diri sebelumnya, karena proaktif melihat isi dalam pengumuman yang menjelaskan materi seleksi administrasi, ujian tertulis dan wawancara,” tukasnya.
Lebih jauh dia menjelaskan, bahwa seluruh informasi terkait seleksi dimulai dari proses seleksi administrasi, ujian tertulis dan wawancara sudah disebarluaskan melalui media website KPU Labuhanbatu, radio dan pengumuman yang ditempel baik di Kantor KPU Labuhanbatu dan kantor Kecamatan. Sehingga dia meyakini proses seleksi itu telah dilakukan secara terbuka dan transparan dalam memuat hasil proses seleksinya, pengumuman hasil seleksi pasti ditandatangani serta dibubuhi stempel bisa dicek” tandasnya.
sumber: metrosiantar.com
Post a Comment