Mualim tertembak di bagian lutut kaki dan dilarikan ke RSUD Rantauprapat. Mualim, saat ditemui di ruang pemeriksaan I Unit Radiologi RSUD Rantauprapat bercerita, saat itu dia sedang mengutip berondolan buah sawit di lahan replanting bersama ratusan warga dari empat desa lainnya.
Ketika sedang mengutip brondolan, mereka melihat dua oknum brimob, dilengkapi dengan senjata laras panjang yang BKO di perusahaan itu. Mereka kemudian melarikan diri ke perkebunan karet sekitar milik warga.
Tapi korban tetap didapati oknum brimob, meski sudah bersembunyi di lahan perkebunan karet milik warga. Mualim kemudian diancam akan ditembak.
Lalu saya bilang, tembak sajalah kalau berani. Langsung ditembaknya lutut saya. Padahal saya tidak melawan. Awalnya saya tidak yakin dia berani menembak, hanya karena mengambil berondolan sawit itu,” katanya, seperti yang dilansir dari hariansumut.com
Kedua oknum brimob tersebut meninggalkan Mualim di areal kebun karet milik warga itu, setelah dirinya ditembak. Tanpa memperdulikan jeritan rasa sakit yang dirasakannya.
Untungnya ada seorang penderes yang membantunya dan memberitahu warga bahwa ada kasus penembakan. Mualim pun dibawa berobat.
Informasi yang dihimpun awak media, korban mengalami luka robek pada lutut kanan ukuran 2×1 dan luka lecet paha sebelah ukuran kanan 1×1.
Sementara, Kapolres Labuhanbatu AKBP Teguh Yuswardhie saat dikonfirmasi mengatakan, sejumlah warga sesaat sebelum kejadian, sedang mengambil buah sawit milik PT STA yang telah ditebang sebelumnya (replanting).
Brimob yang melihat itu melakukan tembakan peringatan ke arah atas sebanyak tiga kali dan kemudian mengarah kepada masyarakat dan ternyata mengenai lutut sebelah kanan dengan menggunakan peluru karet.
“Oknum Brimobnya saat ini diamankan di Polres guna penyidikan lebih lanjut, sedangkan korban dibawa kerumah sakit guna diberi perawatan,” jelas AKBP Teguh.
Post a Comment