Lokalisasi Prostitusi di Bilah Hilir, Aparat Dinilai Terima Upeti

InfoLabusel, Labuhanbatu - Ketidakseriusan penegak Perda dan penegak hukum dalam memberantas lokalisasi yang ada di Kecamatan Bilah Hilir ternyata terkesan disengaja, lantaran ada “upeti” dibalik maraknya tempat-tempat praktek prostitusi ini.

Amatan suarasumut.com, dibalik maraknya lokalisasi dimana para Pekerja Seks Komersil (PSK) menjajakan rayuannya kepada setiap pria hidung belang, ternyata ada sedikit rezeki berupa upeti untuk setiap aparat yang datang dengan segudang alasan.

Hal ini terungkap dari pengakuan beberapa anggota lokalisasi berkedok kafe tersebut, sebut saja Yuni 21 tahun, warga Kabupaten Asahan yang sudah 1 tahun berkecimpung di dunia malam ini saat menceritakan suka dukanya kepada dia membeberkan kalau dirinya dan rekan-rekan lainnya tidak pernah terjamah pihak trantib bila ada razia yang digelar oleh Satpol PP, lantaran mereka sudah mendapat bocoran.

“ Ya..gak mungkin lah mas ..kami dirazia, kan udah bayar setiap bulannya sama aparat yang merazia, lagian kalo pun ada razia ..paling kita dihubungi,”cetusnya.

Jawaban serupa juga terlontar dari Gita 18 tahun (bukan nama sebenarnya) warga Riau yang sudah empat bulan menjadi anggota lokalisasi milik SM, dia juga mengatakan kalau selama ini sudah ada kerja sama yang baik dengan para aparat.

“Sepengetahuan ku sih ..sebelum ada razia para aparat sudah datang kesini untuk memberitahukan ..ya sekalian minta uang minyak..,”ungkapnya .

Disinggung berapa penghasilannya dalam semalamnya, Gita mengaku kalau masalah harga bervariasi,” kalau dibooking bisa mencapai Rp 500.000, namun kalo cuma sortem ya..Rp 150.000 dan itu termasuk uang kamar,”bebernya.

sumber: suarasumut.com